Kamis, 06 November 2008

jika.......

jika ia sebuah cinta…..ia tidak
mendengar…
namun senantiasa bergetar….

jika ia sebuah cinta…..ia tidak
buta..
namun senantiasa melihat dan merasa..

jika ia sebuah cinta….. ia tidak
menyiksa..
namun senantiasa menguji..

jika ia sebuah cinta….. ia tidak
memaksa..
namun senantiasa berusaha..

jika ia sebuah cinta….. ia tidak
cantik..
namun senantiasa menarik..

jika ia sebuah cinta….. ia tidak
datang dengan kata-kata..
namun senantiasa menghampiri dengan
hati..

jika ia sebuah cinta….. ia tidak
terucap dengan kata..
namun senantiasa hadir dengan sinar
mata..

jika ia sebuah cinta….. ia tidak
hanya berjanji..
namun senantiasa mencoba memenangi..

jika ia sebuah cinta….. ia mungkin
tidak suci..
namun senantiasa tulus..

jika ia sebuah cinta….. ia tidak
hadir karena permintaan..
namun hadir karena ketentuan…

jika ia sebuah cinta….. ia tidak
hadir dengan kekayaan dan
kebendaan…namun hadir karena
pengorbanan dan kesetiaan..

Cintailah pasangan anda, seperti anda
ingin dicintai olehnya
Setialah pada pasangan anda, seperti
anda ingin mendapatkan
kesetiannya. ….

Hati-Hati dengan Bahaya Plastik! Pelajari Sebelum Terlambat.

Bisphenol A List

Sudah banyak orang yang memberi peringatan, rumor, gosip bahkan artikel majalah tentang bahaya plastik. Tetapi tetap saja hanya segelintir orang yang menggubris, peduli atau sampai meneliti lebih lanjut.

Plastik adalah salah satu bahan yang dapat kita temui di hampir setiap barang. Mulai dari botol minum, TV, kulkas, pipa pralon, plastik laminating, gigi palsu, compact disk (CD), kutex (pembersih kuku), mobil, mesin, alat-alat militer hingga pestisida. Oleh karena itu kita bisa hampir dipastikan pernah menggunakan dan memiliki barang-barang yang mengandung Bisphenol-A. Salah satu barang yang memakai plastik dan mengandung Bisphenol A adalah industri makanan dan minuman sebagai tempat penyimpan makanan, plastik penutup makanan, botol air mineral, dan botol bayi walaupun sekarang sudah ada botol bayi dan penyimpan makanan yang tidak mengandung Bisphenol A sehingga aman untuk dipakai makan. Satu tes membuktikan 95% orang pernah memakai barang mengandung Bisphenol-A.

Plastik dipakai karena ringan, tidak mudah pecah, dan murah. Akan tetapi plastik juga beresiko terhadap lingkungan dan kesehatan keluarga kita. Oleh karena itu kita harus mengerti plastik-plastik yang aman untuk kita pakai.

Apakah arti dari simbol-simbol yang kita temui pada berbagai produk plastik?

1-PETE#1. PETE atau PET (polyethylene terephthalate) biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Boto-botol dengan bahan #1 dan #2 direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Jangan pakai untuk air hangat apalagi panas. Buang botol yang sudah lama atau terlihat baret-baret.

2-HDPE#2. HDPE (high density polyethylene) biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu. Sama seperti #1 PET, #2 juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian.

3-V#3. V atau PVC (polyvinyl chloride) adalah plastik yang paling sulit di daur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan. PVC berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.

4-LDPE#4. LDPE (low density polyethylene) biasa dipakai untuk tempat makanan dan botol-botol yang lembek. Barang-barang dengan kode #4 dapat di daur ulang dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Barang dengan #4 bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi tetap baik untuk tempat makanan.

5-PP#5. PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Cari simbol ini bila membeli barang berbahan plastik.

6-PS#6. PS (polystyrene) biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dll. Bahan Polystyrene bisa membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan Styrine berbahaya untuk otak dan sistem syaraf. Selain tempat makanan, styrine juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari dan banyak negara bagian di Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk negara China.

7-other#7. Other (biasanya polycarbonate) bisa didapatkan di tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga. Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon. Hindari bahan plastik Polycarbonate.

Masih banyak sekali barang plastik yang tidak mencantumkan simbol-simbol ini, terutama barang plastik buatan lokal di Indonesia. Oleh karena itu, kalau anda ragu lebih baik tidak membeli. Kalaupun barang bersimbol lebih mahal, harga tersebut lebih berharga dibandingkan kesehatan keluarga kita.

Pada akhirnya. Hindari penggunaan plastik apapun di Microwave. Gunakan bahan keramik, gelas atau pyrex sebagai gantinya.

Hindari juga membuang sampah plastik terutama yang mengandung Bisphenol-A sembarangan karena bahan tersebut pun bisa mencemari air tanah yang pada akhirnya pun bisa mencemari air minum banyak orang.

Semoga informasi ini bermanfaat.

Minggu, 02 November 2008

Manfa'at Buah-buahan



Mengapa Harus Jus?

FUNGSI JUS
- Meningkatkan daya tahan tubuh
- Menurunkan kadar kolesterol
- Melancarkan proses pencernaan
- Sebagai Anti Oksidan dan Anti Kanker
- Mempercepat Proses Penyembuhan
- Membuat Awaet Muda

Beberapa buah-buahan ternyata mengandung zat-zat yang dapat menggantikan nutrisi dari makanan seperti daging.


APEL

Kombinasi kandungan garam mineral dan pektin dalam apel, serta kandungan asam oksalik pada bayam membentuk substansi unik yang memenuhi dinding-dinding usus dan melalui gerakan kimia ang kuat tapi aman "melepaskan" kotoran yang ada di usus besar yang telah mengendap berhari-hari, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Kandungan zat pektin dalam apel juga mampu menurunkan kadar kolesterol dan triglycerides yang mengganggu fungsi jantung.

JUS APEL
Fungsi utamanya:
- Mengurangi nafsu makan
- Mengendalikan tekanan darah dan kadar gula darah
- Pembersihan racun dalam usus


ALPUKAT
Kandungan kalori, lemak dan minyak yang tinggi di dalamnya tidak saja menjadi sumber enerji yang melimpah yang dibutuhkan pada saat puasa, tapi juga mengurangi kadar kolesterol dan menjaga kelenturan otot-otot sendi.

JUS ALPUKAT
Fungsi utamanya:
- Melembabkan dan mengencangkan kulit
- Membantu pembentukan sel darah merah
- Mencegah anemia


PISANG
Daging buah pisang yang lembut melapisi dinding-dinding lambung dan usus sehingga dapat menjadi lapisan anti radang. Pisang sangat membantu bagi mereka yang mengalami masalah peradangan lambung atau usus. Karena daging buah pisang sangat lembut, dianjurkan untuk tidak dijadikan jus.


BELEWAH
Kandungan beta-karoten, pro-vitamin A, magnesium, mangan, seng dan krom pada belewah dapat mengurangi peradangan dan memulihkan luka peradangan jaringan usus. Gula alami dan enzim yang dikandung belewah mempunyai fungsi absorpsi atau penyerapan pada usus akibat makan tergesa-gesa shingga makanan tak terkunyah dengan baik, terlalu banyak makan makanan yang berbumbu, endapan obat-obatan, atau rasa mual karena rasa kuatir yang berlebihan.


JERUK
Sari buah jeruk yang banyak mengandung vitamin C sangat baik karena selain menstimulasi sistem kekebalan tubuh, juga menghilangkan sumbatan lendir di tenggorokan, rongga hidung, paru-paru dan perut. Berguna pula untuk membersihkan liver dan menghilangkan rasa sakit di tubuh akibat influenza. Campuran sari jeruk nipis dan madu sangat berkhasiat menyembuhkan radang tenggorokan dan amandel. Bagi mereka yang memiliki gangguan lambung, tentu pilih buah jeruk yang tidak terlalu asam.

JUS JERUK
Fungsi utamanya:
- Memerangi infeksi
- Memperkecil resiko stroke dan serangan jantung
- Mengatasi flu dan demam


KURMA
Kandungan gula kurma yang tinggi membuat kurma menjadi buah yang menghasilkan energi tinggi. Bahkan ada legenda bahwa Nabi Muhammad SAW berbuka puasa hanya dengan 3 butir kurma, tentunya yang berkualitas tinggi. Kandungan gula kurma sangat membantu menyembuhkan luka. Hati-hati bagi mereka yang memiliki penyakit diabetes, jangan terlalu banyak mengkonsumsi buah ini.


PEPAYA DAN MANGGA
Jus campuran pepaya dan mangga memiliki kandungan karbohidrat dan enzim yang tinggi. Jus segar ini bermanfaat dalam menanggulangi pembengkakan dan peradangan, gangguan pencernaan dan demam. Jus mangga sendiri dapat mengurangi dehidrasi dan memperlancar sirkulasi darah. Sedangkan pepaya melancarkan buang air besar dan mengatasi sembelit.


JUS MANGGA
Fungsi utamanya:
- Mencegah bau badan
- Desinfektan bagi tubuh dan membersihkan darah
- Meremajakan sel


PEAR
Mengkonsumsi buah Pear membantu mengatasi rasa tidak enak di perut akibat kadar asam yang berlebihan yang berasal dari makanan berkalori tinggi, berminyak dan pedas. Jus pear juga dapat dicampur dengan apel dan sedikit jeruk nipis.

JUS PEAR
Fungsi utamanya:
- Mengendalikan hipertensi
- Mengencerkan dan menghilangkan dahak
- Mengatasi gangguan lambung


NANAS
Enzim bromealin dalam nanas melarutkan lendir yang sangat kental dalam sistem pencernaan sehingga juga dapat menghancurkan bisul bila ada. Masakan yang dibuat dengan 250 gram nanas yang diiris-iris, 60 gram cincangan daging ayam dan lada secukupnya yang kemudian digoreng dapat mengatasi penyakit darah rendah dengan gejala lemasnya kaki dan tangan.


DELIMA
Di Irak dan Iran, jus delima yang dibuat kumur terlebih dahulu sebelum diminum membantu membersihkan mulut dan gigi, serta mencegah infeksi sehingga membantu menghilangkan bau mulut yang tidak sedap. Memakan dengan perlahan-lahan buah delima dan mengeluarkan bijinya dapat menjernihkan suara yang serak dan menghindari kekeringan tenggorokan. Manfaat lainnya, kandungan zat tanin dalam buah delima dapat membius cacing gelang, cacing kremi dan cacing pita dalam usus sehingga mereka dapat dikeluarkan melalui air besar. Cara ini sudah biasa digunakan oleh penduduk Mesir dan Vietnam.

JUS DELIMA
Fungsi utamanya:
- Mengikis kanker


TOMAT
Jus tomat segar sangat membantu pembentukan glycogen dalam liver. Menurut penelitian ditemukan bahwa jus tomat menyeimbangkan fungsi liver dengan cepat dan dengan demikian berarti menjaga stamina tubuh dan menyehatkan badan. Garam mineral yang kaya dalam tomat meningkatkan nafsu makan dan merangsang aliran air liur sehingga memungkinkan makanan dicerna dengan baik. Konsumsi tomat yang teratur membantu mengobati penyakit anoreksia (kehilangan nafsu makan).

JUS TOMAT
Fungsi utamanya:
- Mengontrol kadar gula dan darah
- Menggiatkan fungsi empedu dan hati
- Memperbaiki stamina seks


SEMANGKA
Terlalu banyak mengkonsumsi daging-dagingan, manis-manisan, goreng-gorengan, kopi dan minuman ringan sering membuat darah terlalu banyak kandungan asamnya dan mengakibatkan bintik-bintik merah di kulit. Jus semangka akan merontokkan asam tersebut dan memperbaiki kandungan darah. Bagi penderita diabetes, mengkonsumsi secara teratur jus semangka dapat menjaga meningkatnya gula darah. Kelebihan kandungan asam urik dalam tubuh yang menyebabkan arthritis, encok dan keracunan urea dapat dihilangkan dengan meminum jus semangka secara teratur dua kali sehari.


KELENGKENG
Buah ini banyak mengandung sukrosa, glukosa, protein, lemak, asam tartaric, vitamin A dan B. sebagai salah satu sumber energi, buah yang sangat manis ini berguna untuk meningkatkan stamina sehabis sakit. Kelengkeng sangat baik untuk memenuhi kebutuhan energi bagi wanita hamil yang lemah atau setelah melahirkan. Memakan buah ini secukupnya secara teratur dapat menambah nafsu makan, mencegah anemia dan pemutihan rambut dini. Selain itu akan mempercepat kesembuhan luka luar. Awas, konsumsi secukupnya saja, kalau kelebihan, akan membuat tubuh menjadi panas akibat kelebihan energi.


BELIMBING
Meminum atau memakan buah belimbing dan menelannya secara perlahan dapat mencegah dan mengatasi infeksi mulut dan tenggorokan. Campuran belimbing dan madu juga dapat membantu mencegah dan mengatasi kencing batu.

JUS BELIMBING
Fungsi utamanya:
- Menurunkan tekanan darah
- Mencegah dan mengobati sariawan

- Mengencerkan dahak

LECI
Selain kandungan protein, lemak, vitamin C, fosfor, dan zat besi, buah leci mengandung sukrosa dan glukosa yang melimpah. Mengkonsumsi buah leci pada malam hari dapat menambah cadangan energi untuk keesokan harinya.

KELAPA
Air kelapa mengandung sukrosa, fruktosa, dan glukosa, sedangkan dagingnya selain tiga hal di atas juga mengandung protein, lemak, vitamin dan tentunya minyak kelapa. Meminum air kelapa muda dan memakan dagingnya dapat mengurangi kegerahan, mulut kering, demam dengan kehausan serta diabetes. Selain itu, minum air kelapa muda dipercaya membuang racun dalam darah. Perhatian, terlalu banyak minum air kelapa muda menyebabkan sedikit rasa lemas sementara. Bagi yang memiliki gangguan tulang jangan mengkonsumsi banyak air kelapa.


JUS WORTEL
Fungsi utamanya:
- Baik untuk kezsehatan mata
- Meremajakan sel dan menghambat penuaan
- Meningkatkan vitalitas seks


JUS JAMBU BIJI
Fungsi utamanya:
- Menurunkan kadar kolesterol
- Mencegah dan mengobati sariawan
- Mencegah keropos tulang


JUS STAWBERRY
Fungsi utamanya:
- Mengobti gangguan saluran kemih
- Mengendalikan kadar kolesterol
- Meredakan nyeri sendi

Buah-buahan merupakan sumber makanan alami yang paling siap untuk langsung dikonsumsi manusia, sayang kadang kala dilupakan. Dengan penjelasan di atas, semoga buah-buahan tidak lagi dilupakan sebagai makanan yang wajib dikonsumsi.

Kenali Faktor Penghambat Karir

Semua upaya sudah dikerahkan, namun tak kunjung membawa hasil, alias karir jalan di tempat? Barangkali ada faktor penghambat promosi tanpa Anda sadari.

Mau ikut mengintip? Yuk:

1. Defensif

Anda merasa tersinggung dan sakit hati setiap ada kritikan dialamatkan pada Anda. Menganggap pendapat Anda adalah yang paling benar, orang lain salah. Solusi: Ketimbang selalu membela diri dan cari-cari kesalahan orang lain, bersikaplah ksatria dengan meminta maaf jika bersalah. Kalau atasan atau rekan menegur karena Anda keliru, terima dengan dada lapang.

2. Kekanakan

Kantor bukanlah rumah atau sarang yang nyaman bagi Anda untuk bersikap kekanakan. Begitu menerima tugas yang agak berat, atau sedikit meleset dari job desc, muka langsung masam. Solusi: Berpikirlah positif, anggaplah tugas itu sebagai pembelajaran untuk memperkaya pengalaman Anda.

3. Sering lupa

Masih muda kok pikun? Ternyata kurang menguntungkan bagi pekerjaan. Apalagi kalau pekerjaan lagi banyak, tak jarang pekerjaan yang ’kecil-kecil’ sering terlewat. Solusi: Catat di agenda Anda atau buat semacam to do list, berupa hal-hal yang hendak dikerjakan untuk hari ini. Buat pengerjaan tugas berdasar skala prioritas. Tugas yang sudah dikerjakan dikasih tanda centang atau contreng. Jangan lupa, tempatkan semuanya dalam tempat yang terlihat.

4. Terlambat

Pekerjaan tengah padat, tapi Anda tetap terlambat juga. Miting penting juga telat. Pokoknya Anda sudah dicap sebagai tukang telat. Tugas juga selalu diserahkan melebihi tenggat, padahal rekan yang lain bisa lebih awal. Solusi: Jangan tunda lagi, segera perbaiki kebiasaan tak sehat ini. Jika alasan rumah Anda jauh, cobalah cari kos-kosan yang dekat kantor. Atau usahakan berangkat pagi dari rumah agar sesampai di kantor tidak telat. (hanyawanita.com)

Tidak Bangga Pada Pasangan

Pernahkah terbersit dalam hati Anda perasaan tidak bangga pada pasangan? Entah lantaran kurang ganteng, sosoknya kurang tinggi ataupun karena dia playboy.

Kok, bisa ya, di tengah perjalanan perkawinan tiba-tiba Anda disergap perasaan tak bangga pada pasangan? Bukankah sebelum mengambil keputusan untuk menikah, semua sudah dipikirkan masak-masak? Bahkan ada anekdot yang mengatakan, tahapan yang harus dilalui sebelum menikah adalah koleksi, seleksi, baru resepsi. Nah, setelah melalui serangkaian tahapan itu, kenapa perasaan tidak bangga baru muncul sekarang?

KENALI FAKTOR PENYEBAB

"Rasa tidak bangga yang muncul di tengah jalan ini, bisa disebabkan oleh beberapa hal," jelas Weny Savitry S. Pandia, Psi, MSi., dosen Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, Jakarta. Faktor-faktor itu antara lain;

* Hanya melihat yang bagus-bagus

Sudah jamak bila sepasang kekasih hanya memperlihatkan hal-hal terbaik pada pasangannya. Baju bersih, tubuh wangi, selalu terlihat santun dan sederet kelebihan lainnya. Sedangkan untuk hal-hal buruk kalau bisa disembunyikan rapat-rapat. Tapi ada kalanya walaupun hal buruk itu sudah tercium, semuanya masih terlihat indah ketika mata sedang dibutakan cinta. Bukankah ada lagu yang syairnya mengatakan, "Tai kucing rasa coklat," untuk melukiskan indahnya cinta? Bisa jadi hal-hal yang memalukan itu sudah berjalan lama, tapi baru terlihat nyata setelah memasuki gerbang pernikahan.

* Perbedaan ekspektasi/harapan

Adanya perbedaan harapan antara suami-istri bisa juga menjadi penyebab. Misalnya suami beranggapan sekolah sampai tingkat sarjana pun sudah cukup. Sementara istrinya menganggap menyelesaikan pendidikan sampai tingkat doktoral atau setidaknya magister merupakan keharusan. Ketika si istri bisa mewujudkan harapannya sedangkan suami tetap "diam di tempat", karena harapannya memang hanya sampai di situ, maka munculah perbedaan ekspektasi yang menyebabkan munculnya rasa tidak bangga.

* Harapan untuk berubah

Kekurangan suami/istri bisa jadi sudah sama-sama disadari dari awal, tapi dalam hati masing-masing masih terselip harapan bahwa keburukan tadi akan berubah dengan berjalannya waktu. Contohnya, sebelum menikah si istri sudah tahu kalau suaminya seorang pemalas, lantas berharap, "Ah, nanti kalau sudah ada anak yang menuntut tanggung jawabnya dia pasti akan berubah, kok." Tapi setelah sekian lama ditunggu-tunggu, ternyata perubahan tersebut tak kunjung muncul. Jadilah kekecewaan tadi kemudian berkembang menjadi perasaan tidak bangga.

HAL-HAL YANG MEMBUAT TAK BANGGA

Menurut Weny, cinta yang menggebu-gebu semasa pacaran, setelah menikah akan berubah wujud menjadi tanggung jawab. Ketidakmampuan memenuhi harapan masing-masing pihak, akhirnya membuat tanggung jawab itu terasa berat. Hal-hal yang dulu nampak indah karena tertutup cinta, kini mulai nampak nyata. Bisa jadi hal itulah yang membuat seseorang tak bangga pada pasangan. Apa saja dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut beberapa di antaranya:

* Fisik

Malu pada bentuk fisik pasangan yang memang sudah dari sono-nya seperti itu, rasanya sangat tidak adil. Semisal karena suami terlalu pendek, cacat kakinya dan sebagainya, kemudian istri merasa malu berjalan bersisian. Untuk mengatasinya, segera kembali pada komitmen awal sebelum menikah. Pertanyakan kenapa hal ini dulu tidak dipermasalahkan dan baru diungkit-ungkit sekarang? Ambil sisi positifnya, kalau dengan segala kekurangannya, suami masih bisa membahagiakan istri, hendaknya hal tersebut tetap patut disyukuri.

Ada juga perubahan bentuk fisik yang masih bisa diusahakan diubah, semisal bentuk tubuh istri yang melar setelah melahirkan. Sebagai pasangan yang sama-sama sudah dewasa, diskusikan dan jawablah dengan jujur betulkah kelangsingan tubuh istri sedemikian penting yang tak bisa "ditawar-tawar" lagi? Kalau memang keduanya sepakat hal itu penting, mau tidak mau suami-istri harus bekerja sama untuk mewujudkannya.

Yang tidak disarankan adalah memaksakan kehendak pada pasangannya. Karena tubuh suami kelewat pendek dibanding istrinya, ia wajib mengenakan sepatu bertumit tinggi supaya nampak serasi. Padahal, tandas Weny, bila ada salah satu pihak yang merasa terpaksa, berarti itu bukan penyelesaian yang baik. Berkaitan dengan masalah fisik, kedua belah pihak haruslah menyadari dengan bertambahnya umur, perubahan fisik tersebut tak bisa ditampik.

* Moral

Batasan moral memang berada di garis "abu-abu". Artinya, tidak bangga pada kualitas moral sepasang suami-istri bisa jadi berbeda dengan pasangan lainnya. Ada seorang istri yang merasa sedemikian tersiksa didera rasa malu karena suaminya terkenal sebagai playboy kambuhan, sementara tak sedikit yang justru bangga.

Sebaiknya bila hal ini jadi kendala, jangan ragu untuk bicara dari hati ke hati dengan pasangan. Apakah selentingan yang terdengar selama ini benar atau hanya gosip belaka. Kalau memang benar, segera samakan tujuan dan luruskan pandangan untuk segera kembali pada komitmen awal pernikahan. Bila sudah dianggap melenceng terlalu jauh, segera perbaiki. Jangan sungkan untuk melibatkan ahli.

Terkait dengan masalah kambuhan, kalau sedari awal sudah tahu pasangannya potensial jatuh dalam kebiasaan buruknya, semisal playboy, penjudi dan sejenisnya, sebaiknya pasangan sudah mempersiapkan mental jauh-jauh hari sebelumnya.

* Hal-hal lain

Pihak lain di luar suami-istri pun bisa menjadi penyebab rasa tidak bangga pada pasangan. Misalnya terbongkarnya kasus korupsi yang dilakukan mertua, mau tidak mau membuat istri/suami malu atau setidaknya merasa rikuh saat berjalan di muka umum bersama pasangannya yang notabene adalah anak koruptor. Untuk mengatasinya, cobalah bersikap dewasa. Apa yang dilakukan mertua jangan langsung disangkutpautkan dengan perilaku anak maupun menantu. Jangan sampai "dosa" mertua mesti ditanggung anak dan menantu yang mengganggu jalannya roda rumah tangga mereka.

MALU YANG SEHAT

Perlu dicatat, pesan Weny, tidak semua rasa tak bangga pada pasangan akan berdampak pada tidak sehatnya kehidupan perkawinan. Pada beberapa hal, ketidakbanggaan ini justru bisa memacu pasangan untuk memperbaiki diri. Contohnya adalah suami yang malu/tak bangga karena punya istri jorok hingga rumah selalu dalam keadaan berantakan. Dengan komunikasi yang baik di antara mereka disertai alasan logis, diharapkan istribersedia mengubah kebiasaan buruknya. Manfaatnya? Istri jadi resik, sementara kondisi rumah pun jadi bersih dan nyaman untuk mereka tinggali.

Marfuah Panji Astuti. Ilustrator: Pugoeh

Lebih Banyak Curhat Pada Orang Ketiga

Sudah menjadi kebutuhan bagi manusia untuk didengarkan dan mendengarkan orang lain. Akan tetapi ketika pasangan lebih banyak curhat pada orang lain, bisa jadi ini ancaman bagi pernikahan.

Banyak faktor yang menyebabkan seseorang memilih curhat pada pihak ketiga dan bukan pada pasangannya. "Dari banyak penelitian, umumnya pria lebih senang curhat pada orang lain yang bukan pasangannya. Hal ini disebabkan sebagian pria tidak ingin diketahui pasangannya saat mengalami kesulitan. Ia tak mau dicap lemah, dan tidak ingin menambah beban pikiran pasangannya," ujar Dra. Clara Istiwidarum Kriswanto, MA dari Jagadnita Consulting, Jakarta.

Menurutnya, pria cenderung memilih curhat pada sahabatnya yang sejenis. Adapun hal-hal yang biasa di-curhat-kan pria pada sahabatnya tak lain seputar masalah-masalah praktis yang mengasah intelektualitasnya, atau hal-hal yang berhubungan dengan rutinitasnya sehari-hari. "Sedangkan untuk masalah emosional atau masalah yang sangat pribadi, rata-rata pria lebih suka memilih memendamnya sendiri. Kecuali kalau sahabatnya itu memang sangat dekat dan betul-betul bisa dipercaya. Intinya, pria memang tidak ingin menunjukkan kelemahannya pada orang lain saat ada masalah."

Sedangkan pada wanita, curhat sebenarnya bukan untuk mencari solusi. "Karena pada prinsipnya ia hanya ingin didengarkan. Tanpa perlu mendapat solusi pun ia sudah puas karena curhat-nya memang lebih ditujukan untuk melampiaskan emosi," ungkap Clara.

Lalu, apakah wanita senang curhat pada pasangannya? Pengalaman curhat ke pasangan yang kemudian selalu mendapat solusi praktis, seperti yang biasa dilakukan para pria, justru akan membuat para wanita berpikir dua kali untuk kembali curhat pada pasangannya. "Soalnya memang bukan itu yang dibutuhkannya," jawab Clara.

Itu pula yang menyebabkan wanita lebih memilih curhat pada pihak ketiga, yaitu orang lain yang dianggapnya bisa mengerti dan memahami dirinya. Menurut Clara, wanita lebih terbuka untuk menceritakan apa saja yang dirasakannya. "Dari hal-hal remeh, urusan dengan tetangga, anak, atau teman sekantor. Pokoknya, dari urusan dapur sampai urusan tempat tidur bisa saja diungkapkan."

WASPADAI DAMPAKNYA

Lalu apa saja dampaknya bila terlalu banyak curhat pada pihak ketiga? "Kalau curhat itu sebatas pada masalah-masalah ringan yang tidak akan mengganggu keutuhan rumah tangga, tentu saja masih bisa ditoleransi. Sebaliknya, bila yang di-curhat-kan adalah masalah berat, apalagi kemudian dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan besar, jelas tidak bijaksana dong," tandas Clara.

Berikut beberapa pihak yang biasanya dijadikan "langganan" ber-curhat. Siapa saja mereka dan bagaimana dampak yang mungkin timbul?

* Curhat pada teman sejenis

Salah satu dampaknya adalah tidak terjaminnya rahasia yang diceritakan. Bukan tidak mungkin masalah yang sangat pribadi sifatnya akan berkembang menjadi "gosip nasional" karena diceritakan pada orang yang salah. Sementara solusi yang diberikan pun belum tentu dapat dipertanggungjawabkan.

* Curhat pada teman lawan jenis

Bisa jadi niat awalnya memang sebatas ingin mendapat masukan dari sudut pandang lawan jenis. Namun risiko yang ditimbulkannya bisa jadi tak kalah dahsyat. Bermula dari sekadar curhat, kemudian muncul empati yang bukan tak mungkin lantas merebak menjadi benih-benih cinta dan berakhir dengan perselingkuhan. Runyam kan? Kalaupun si teman lawan jenis tempat curhat ini benar-benar tulus tanpa melibatkan emosinya, besar kemungkinan tetap saja akan memancing munculnya fitnah dari orang-orang di sekitar mengenai kedekatan mereka.

* Curhat pada kakak, adik, orang tua atau saudara

Besar kemungkinan tidak mendapatkan sudut pandang yang objektif. Disadari atau tidak, karena tali persaudaraan akan membuat mereka selalu saling membela. Penilaian yang tidak proporsional seperti ini tentu tak bisa diharapkan akan membantu menyelesaikan permasalahan yang ada.

* Curhat pada mertua

Dorongan curhat pada mertua muncul karena asumsi mertualah yang merupakan sosok yang paling bisa mengerti suami/istri. Namun tak banyak orang tua yang bisa bersikap objektif ketika harus menilai anaknya sendiri demi membela kepentingan menantunya. Bisa-bisa bukannya solusi yang didapat, tapi malah mertua yang ikut-ikutan menyalahkan si menantu yang memilihnya sebagai tempat bercurhat.

KENALI BATASAN CURHAT

Jadi, sejauh mana curhat boleh dilakukan pada pihak ketiga? Yang pasti, tukas Clara, kebiasaan menceritakan seluruh permasalahan rumah tangga pada pihak ketiga bisa dikategorikan sebagai kesalahan. "Karena bisa jadi solusi yang diberikan tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Bukankah hanya suami istri berdua yang tahu pasti duduk permasalahannya?" Alih-alih mendapatkan solusi, bisa jadi saran pihak ketiga itu malah makin merunyamkan masalah.

Intinya, tandas Clara, kepada siapa dan apa saja yang harus di-curhat-kan, tergantung pada apa permasalahannya dan bagaimana kondisi masing-masing. "Bisa jadi suatu saat memang butuh curhat pada pasangan, dan pada kesempatan lain justru butuh pihak ketiga." Saat membutuhkan orang lain sebagai tempat curhat, saran Clara, sebaiknya seleksi dengan ketat siapa yang akan dipilih. Apakah yang bersangkutan jujur, bisa dipercaya, mampu bersikap dewasa dan objektif, serta sederet kriteria positif lainnya. Jadi, pertimbangkan masak-masak sebelum membeberkan isi hati pada orang lain. Siapa pun dia yang jadi pilihan.

CERMATI TANDA-TANDA BAHAYA

Bila merasa keberatan pasangan curhat pada orang lain, tidak ada salahnya untuk mengatakannya secara terus terang. Katakan saja padanya, "Daripada curhat ke orang lain, padahal aku yang jadi topik pembicaraan, kenapa tidak bicara terus terang saja ke aku?" Dengan tahu apa yang ada di hati masing-masing, suami istri bisa mencari solusi demi kebaikan bersama." Tapi kalau memang yang di-curhat-kan pada pihak ketiga bukan hal-hal yang prinsip atau bukan masalah rumah tangga, ya boleh-boleh saja. Manusiawi sekali kok kalau sesekali ingin ngobrol lebih dalam dengan orang lain," ungkap Clara.

Namun "alarm" adanya bahaya yang mengancam ikatan perkawinan perlu diwaspadai kalau frekuensi curhat tentang kehidupan rumah tangga sudah begitu tinggi. Artinya, salah satu sudah lebih banyak mengungkapkan semua masalah yang dirasakannya pada pihak ketiga sampai-sampai tidak ada komunikasi sama sekali dengan pasangan. Kalaupun komunikasi masih ada, itu minim sekali.

"Bila sudah sampai di titik seperti ini sebaiknya segera introspeksi diri, bicarakan dari hati ke hati, 'Mau dibawa ke mana pernikahan tersebut?' Bila dirasa sudah tidak mampu mengatasinya, ada baiknya libatkan ahli, seperti penasehat pernikahan. Tentunya bila pasangan tersebut memang masih ingin mempertahankan ikatan pernikahannya," tandas Clara.

"Tahun ke Tiga, Punya Rumah Sendiri Ya Mas!?"

Target dalam perkawinan memang perlu, tapi tetaplah bersikap realistis dan fleksibel.

Target punya rumah di tahun ketiga, di lokasi strategis pula, mungkin membuat sepasang suami-istri harus bekerja lembur "mengejar setoran", selain bekerja sampingan. Akibatnya begitu pulang ke rumah, hanya kelelahan yang tersisa. Suasana ranjang menjadi dingin karena masing-masing memilih untuk tidur. Masa-masa awal pernikahan yang harusnya berisi keceriaan dan keintiman, berbalik menjadi kepenatan tanpa henti. Kalau sudah begini, hubungan suami-istri bisa terancam.

Apa yang dialami pasangan suami-istri tersebut, tak lain karena mereka memasang target yang tidak realistis. Seperti dikatakan Ratih Ibrahim MPsi., "Banyak pasangan muda yang baru menikah bermimpi muluk-muluk sehingga memasang target yang terkadang tidak realistis. Harus punya rumah atau mobil di tahun kesekian tanpa memikirkan jumlah penghasilan. Memang kita perlu rumah, mobil juga bisa membantu aktivitas kita, tetapi semuanya harus realistis dengan tidak terlalu ngotot."

KECOCOKAN KEPRIBADIAN, TARGET UTAMA

Selain rumah dan mobil yang bersifat material, target-target yang lain juga perlu dipasang secara realitis, seperti target kecocokan kepribadian. "Ini perlu dibicarakan sejauh mana akan berkembang selama perkawinan. Sebab, banyak pasangan, terutama yang pacarannya lama, bersikap take it for granted. Mereka sudah merasa cocok secara kepribadian, tetapi lupa bahwa perkawinan adalah perpaduan dua kepribadian yang butuh penyesuaian terus-menerus. Makanya perlu ada rencana dan evaluasi," lanjut psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan UI ini.

Malah menurutnya �tanpa mengesampingkan kebutuhan-kebutuhan material dalam perkawinantarget kecocokan kepribadian ini justru harus dikedepankan. "Pasanglah target selama misalnya lima tahun, karena pada lima tahun pertama inilah yang disebut struggling for life dalam kehidupan perkawinan. Bayangkan, yang tadinya hidup sendiri saja tak mudah, sekarang harus hidup bersama dengan orang lain yang sikap dan kebiasaannya berbeda. Pasti harus saling mencocokkan karena secocok-cocoknya kita memilih, pasti ada gap atau kesenjangan juga. Ini yang harus dikenali bersama."

Itulah mengapa Ratih menganjurkan agar kecocokan kepribadian dijadikan sebagai target utama setelah menikah. Pasanglah target yang realistis.

Misalnya, memperjelas dan mengurangi hal-hal apa yang boleh diperdebatkan oleh Anda dan pasangan. Bukannya meniadakan pertengkaran lo, karena dalam usia perkawinan berapa pun juga perbedaan pendapat pasti ada. Tujuannya supaya jangan sampai selama bertahun-tahun suami-istri selalu memperdebatkan hal-hal yang sepele saja.

JANGAN TERPAKU

Bagaimanapun, memasang target cenderung membuat orang terpaku pada target tersebut. Sehingga pada saat target tak tercapai, kita seringkali menyalahkan diri sendiri dan pasangan. Karena itulah, dalam memasang target, kita juga harus bersikap fleksibel. Apalagi dalam kehidupan berumahtangga seringkali ada hal-hal yang tak diduga terlibat. Adakalanya, tabungan untuk membeli rumah harus berkurang akibat hal urgent yang perlu didahulukan.

Semisal mertua perlu dirawat di rumah sakit sehingga membutuhkan bantuan. "Nah, tentu dana yang semestinya untuk rumah, harus disisihkan buat mertua. Jika suami-istri sejak awal mematok target yang tak fleksibel, tentu hal ini bisa memunculkan pertikaian karena pihak yang ingin membantu dianggap 'merusak' target."

LIBATKAN PASANGAN

Yang juga penting, rancanglah target itu bersama-sama, bukan sendiri-sendiri, "Sebab, target dan kemampuan suami-istri bisa saja berbeda," kata Ratih. Bila masing-masing pihak sudah mengemukakan keinginannya, maka akan terlihat perbedaan-perbedaan yang ada untuk kemudian dicari target yang paling realistis dari sudut pandang berdua.

"Lihat pula nilai kepentingannya, mobil atau rumah. Kalau mobil pertimbangannya apa, kalau rumah kenapa jadi prioritas. Sampai akhirnya ditemukan target yang paling pas. Bila perlu, minta saran pada pihak ketiga yang dianggap netral dan bijak. Toh, tujuannya untuk kepentingan rumah tangga."

Menurut Ratih, banyak pasangan yang bertahan bukan karena target mereka tercapai, tetapi lantaran mereka mampu menjalani pernikahan dengan playful, santai, dan tidak ngoyo. "Gairah dan cinta itu kan enggak selalu menyala terus, ada naik-turunnya. Nah, meski ada pasang surutnya, tetapi pasangan ini santai menjalani perkawinan karena tidak tegang menghadapi tuntutan-tuntutan, tidak dibebani target, baik terhadap dirinya, terhadap pasangannya maupun terhadap perkawinan itu sendiri. Dikejar-kejar target kan malah jadi kelelahan, baik lelah fisik maupun mental."

Meskipun demikian Ratih tidak mengesampingkan adanya target bisa membantu pasangan mewujudkan impiannya. "Dengan target, kita jadi lebih giat bekerja karena harus mewujudkannya. Saya enggak yakin ada orang yang hidup tanpa rencana, yang benar-benar tidak punya target apa pun. Meskipun tampaknya cuek, di bawah sadarnya pasti ada harapan dan impian. Yang membedakan pasangan ini bisa rileks tanpa ngoyo mengejar target adalah mereka umumnya menetapkan target yang realistis dan bersikap fleksibel agar bisa tetap nikmat menjalani perkawinan."

GAMBARAN TARGET PER TAHUN

Menurut Ratih, ketika hendak menikah, target sebaiknya sudah dirancang. "Target boleh saja direncanakan untuk membantu kita menjalani perkawinan. Kita jadi tahu, apa sih kebutuhan kita dan kapan serta bagaimana kita mewujudkannya."

Setiap pasangan punya target yang berbeda-beda karena kebutuhannya pun berbeda-beda. Namun umumnya target-target itu adalah:

1. Tahun pertama: Konsolidasi sikap, kepribadian dan target finansial (tabungan, asuransi, dan lain-lain)

2. Tahun kedua: Punya anak

3. Tahun ketiga: Liburan bersama anak

4. Tahun keempat: Perabot rumah sudah lengkap

5. Tahun kelima: Rumah atau mobil (tergantung prioritas masing-masing pasangan) dan tabungan khusus sekolah anak.

Santi Hartono. Ilustrator: Pugoeh

Badan Gak Enak Gara2 Stress

Stres menghadapi pasangan dan rutinitas pekerjaan rumah ternyata dapat merembet menjadi gangguan fisik. Cegah sebelum terjadi.

Wah, apa mungkin problem rumah tangga bisa sampai membuat seseorang terganggu fisiknya? "Sangat mungkin," tanggap Anna Surti Ariani, Psi. Ia lantas memberi contoh, seorang wanita datang ke ruang praktik psikolog. Keluhannya cuma satu, "Kalau saya bicara, mendadak suami saya jadi tuli. Sudah diperiksakan ke dokter THT, katanya tidak ada masalah. Apa yang terjadi dengan saya dan suami saya?" ratapnya sambil terisak.

Sederhananya, sekecil apa pun masalah rumah tangga yang dihadapi memang bisa menyebabkan stres. Jika masalahnya besar, tentu akan menyebabkan stres yang lebih besar. Contohnya, tuntutan cerai dari pasangan pastinya menimbulkan stres yang lebih tinggi dibandingkan konflik karena pasangan selalu lupa mematikan lampu kamar mandi.

Efek stres pada tiap individu jelas berlainan. Ada yang bersifat psikologis; misalnya jadi cemas, panik, takut, dan menurunkan daya ingat atau konsentrasi kerja secara drastis. Ada pula yang bersifat fisik. Contoh efek yang pertama misalnya, seorang ibu dengan 2 anak laki-laki aktif, besar kemungkinan akan lupa menjalankan pesan suaminya untuk menelepon toko servis komputer. Contoh lainnya, ada istri yang memergoki suaminya ditelepon si mantan, lantas mutung dan jadi uring-uringan alias bawaannya marah-marah terus.

Sedangkan contoh sederhana dari efek yang bersifat fisik, seringkali jantung kita berdebar-debar karena suatu masalah. "Sebenarnya itu contoh kecil akibat stres pada fisik, jantung kita memompa darah lebih cepat dan seterusnya," lanjut psikolog yang akrab disapa Nina. Ada pula yang langsung merasa pening dan perutnya bergolak seperti mau muntah. Bila tingkat stresnya lebih tinggi bisa sampai memunculkan gangguan hipertensi, mag, bahkan tuli seperti suami ibu tadi.

Yang menarik, kata Nina, ada orang-orang tertentu yang mengarahkan stresnya (sengaja ataupun tidak sengaja) pada hal-hal yang lebih dalam dan dahsyat lagi, yaitu gangguan fungsi tubuh. Kenapa bisa lari ke fisik? "Itu akibat kerja otak kita. Intinya, ada hubungan saling memengaruhi dalam otak manusia, sehingga suatu peristiwa yang diterima bagian otak tertentu akan memengaruhi bagian otak lain yang mengatur metabolisme tubuh."

RAGAM GANGGUAN FISIK

Nina kemudian menjelaskan mengenai teori psikologi yang menerangkan adanya beragam gangguan fisik akibat stres. "Tapi untuk memastikan apakah gangguan tersebut disebabkan stres, harus ahli yang melakukan," tandasnya. Apa sajakah itu? Berikut rincinya:

* Pain symptom

Gangguan ini berwujud sakit kepala yang terus-menerus, sakit perut berlebihan, jadwal menstruasi mundur/maju terus dan sebagainya.

* Gastrointestinal symptom

Gangguan yang ditimbulkan berupa mual, muntah, diare, dan intoleransi pada makanan tertentu.

* Sexual symptom

Gangguan pada pria umumnya berupa disfungsi ereksi. Sedangkan pada wanita jadi sulit sekali terangsang, menstruasi tidak teratur, bahkan beberapa ada yang mengalami perdarahan luar biasa sewaktu datang bulan.

* Pseudoneurological symptom

Gangguan ini lebih parah lagi, yaitu kelumpuhan/paralisis, kesulitan mengunyah, halusinasi, kebutaan, ketulian, bahkan kehilangan kesadaran.

* Hipokondria symptom

Yang bersangkutan selalu merasa tubuhnya sakit padahal sebenarnya tidak apa-apa. Beberapa bahkan mendikte dokter untuk mendukung "khayalannya" bahwa ia sedang sakit.

CEGAH SEBELUM TELANJUR

Menurut Nina, bila stres sudah berujung pada gangguan fisik, tentu penyelesaiannya menjadi lebih tidak mudah. Padahal sebenarnya hal ini bisa dicegah dengan cara meminimalkan efek stres.

Misalnya ada pasangan yang kehidupan rumah tangganya selalu bergolak. Setelah sekian lama, salah satunya mulai mengeluhkan sulit tidur. Langkah pertama yang bisa dilakukan memeriksakannya ke dokter apakah ada gangguan tertentu. Kalau ternyata tidak ada gangguan kesehatan secara umum, mungkin penyebabnya stres. Cari tahu apa yang menyebabkannya stres, dan cobalah menyelesaikan masalahnya. Kalau perlu minta bantuan ahli. "Jangan sampai keluhan fisik ini dianggap bukan apa-apa, sehingga pemeriksaan kesehatan pun diabaikan. Hal ini akan memperparah keadaan dan upaya penanganannya pun akan semakin sulit," tandasnya.

Jangan dikira pula cuma pasangan yang sama-sama sibuk di luar saja yang rumah tangganya berpeluang akan bermasalah. Begitu pula rumah tangga yang diwarnai dengan perselingkuhan dan terguncang hebat. Asal tahu saja, seorang istri yang kelihatannya tenang bekerja di rumah dan melulu menangani urusan rumah tangga pun bisa juga mengalami stres. "Mengulang-ulang pekerjaan secara monoton tiap hari juga bisa membuat stres lo. Apalagi kalau ia sama sekali tidak punya tempat untuk berbagi."

Pada kasus-kasus seperti ini pencegahan memang lebih berharga. Namun bukan berarti kalau sudah sampai menyebabkan gangguan fisik, lalu tidak ada jalan keluarnya.

"Kalau dirasa gangguan 'ringan' sudah mulai muncul, seperti jadwal menstruasi tidak teratur, sering sakit kepala, sakit perut dan sebagainya, ada baiknya periksa ke dokter dulu," saran Nina. Seandainya, setelah dokter menyatakan fisiknya sehat-sehat saja, tapi yang bersangkutan tetap merasa ada gangguan, segeralah konsultasikan dengan psikolog ataupun psikiater (dokter spesialis kesehatan jiwa).

"Percayalah, psikolog atau psikiater tidak hanya menangani mereka yang mengalami gangguan kejiwaan, tapi lebih untuk mengoptimalkan fungsi orang normal," kata Nina meyakinkan. "Justru akan bertambah parah dan semakin tak tertangani kalau tanpa bantuan ahli."

AGAR HIDUP TETAP NYAMAN

TAK bisa dipungkiri, masalah rumah tangga akan selalu membuntuti ke mana pun suami-istri melangkah dan menimbulkan stres. Supaya tekanan ini tidak berkembang menjadi beban pikiran yang berat, ada baiknya ikuti beberapa tip berikut seperti disarankan Nina:

* Cobalah untuk selalu berpikir positif. Dengan demikian, berbagai masalah yang ada tidak hanya dilihat susahnya saja, tapi juga bisa mendatangkan manfaat dari sudut pandang yang berbeda.

* Cobalah mengekspresikan perasaan dan pikiran. Jangan tergantung pada pasangan saja, tapi usahakan mempunyai komunitas lain untuk berbagi. Misalnya keluarga besar, sahabat, teman lama, tetangga, dan sebagainya.

* Buka mata dan buka telinga dengan banyak membaca, nonton teve, mendengarkan radio, dan sebagainya. Ini akan membuat kita sadar bahwa masalah yang ada tidak spesifik menjadi "neraka" buat kita, karena masih banyak juga yang mengalami masalah serupa bahkan lebih menderita daripada kita.

* Banyak berdoa dan mendekatkan diri pada Tuhan. Ini cara ampuh untuk menenangkan diri.

* Lakukan hal-hal yang menimbulkan kesenangan dan ketenangan. Misalnya sesekali bersantai di salon atau sekadar ngobrol dengan tetangga. Bisa juga belajar relaksasi seperti yoga untuk menumbuhkan kedamaian dalam diri.

* Variasikan kehidupan. Jangan terjebak pada rutinitas kerja ataupun melakukan pekerjaan rumah tangga yang itu-itu saja dengan cara yang sama dari waktu ke waktu. Berusahalah untuk kreatif.

* Rajin-rajinlah bercinta! Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa hubungan seksual bisa membuat individu yang melakukannya merasa senang, sehingga berdampak pada menurunnya hormon pemicu stres.

* Yang pasti, selesaikan semua masalah yang timbul dalam kehidupan berumah tangga. Jika masalah yang tidak terselesaikan menumpuk, maka hal tersebut ibarat bom waktu yang siap "meledak" kapan saja.

Marfuah Panji Astuti. Ilustrator: Pugoeh

Bila Pasangan Sakit Berat

Tumbuhkanlah empati. Dengan begitu kita bisa menjadi pendamping yang sangat memberi makna baginya saat menghadapi penderitaan.

Bayangkan, tutur Dra. Tisna Tjandra, Psi., bagaimana beratnya peran yang mesti dijalani sang istri bila ia mendapat tambahan peran sebagai pencari nafkah utama, pengatur rumah tangga, sekaligus pemelihara anak-anak dan sebagainya. Atau sebaliknya, jika istri yang mengidap penyakit berat, bisa dibayangkan bagaimana sulitnya memahami dan menerima keterbatasannya. Terutama, ketika dia merasa tak bisa melayani kebutuhan seksual sang suami.

Sementara suami pun, selain harus memenuhi kebutuhan kesehariannya sendiri, ia mendapat tugas tambahan mengantar istri ke rumah sakit, menggantikan peran istri, sekaligus meredam dorongan kebutuhan seksualnya. Pendek kata, "Masa-masa ini bisa menjadi masa yang paling berat bagi kedua pasangan. Mereka butuh tenaga, kesabaran, dan mental ekstra untuk menghadapinya."

Direktur Spectrum Treatment and Education Centre ini melanjutkan, "Emosi dan kondisi psikis masing-masing pihak bakal sangat terpengaruh akibat adanya masalah medis ini. Adanya perubahan sikap, tentu akan mempengaruhi perasaan pasangan lain. Entah sekadar bertanya-tanya, kasihan tapi tak tahu harus berbuat apa, ikut prihatin, atau ngotot dilibatkan dalam mencari solusinya."

DITUNTUT BERSIKAP BIJAK

Untuk itulah, pasangan yang kebetulan sehat dituntut mampu bersikap bijak menghadapi masalah yang sensitif ini. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk membantu proses penyembuhan atau setidaknya meringankan beban pasangan yang tengah terbaring sakit.

* Yakinkan diri, Anda mampu menghadapi sekaligus menjalani dan melewati saat-saat yang memberatkan itu. Barengi pula dengan kesadaran untuk berkorban.

* Hindari berkeluh kesah di depannya, meskipun sebetulnya Anda sudah sangat letih secara fisik dan psikis merawatnya.

* Singkirkan ucapan-ucapan bernada penyesalan telah menikahinya. Yakinlah, kendati harus menjalani berbagai cobaan, kebahagiaan pasti akan direngkuh, "Meski mungkin dalam bentuk lain," ujar Tisna.

* Tumbuhsuburkan sikap empati dalam diri setiap anggota keluarga dengan mendudukkan diri pada posisinya dan ikut merasakan penyakit yang tengah dideritanya. Ketahuilah, jika memang memungkinkan, dia pasti tak ingin merasakan beratnya penderitaan. "Hanya saja," pesan Tisna, "jangan sampai empati ini berkembang menjadi bumerang. Misalnya, hanyut dalam kesedihan atau tidak mau makan, hingga akhirnya jatuh sakit."

* Kondisi kesehatan kita yang prima sangat dibutuhkan untuk memotivasi kesembuhan pasangan. Kalau kita ambruk, lalu siapa yang akan merawat pasangan yang sedang sakit?"

* Jangan sesekali berpikir untuk mengurangi porsi cinta pada pasangan, apalagi mengubahnya dalam bentuk lain hanya karena dia sedang sakit. Jangan pula menganggapnya sebagai orang yang tak lagi berharga. Cuma seonggok daging yang berbaring menunggu ajal menjemput, misalnya. Lagi-lagi hidupkan komitmen Anda ketika menikah untuk tetap menjadi pendamping hidupnya dalam situasi apa pun.

* Jangan lupa selalu memberi support. Di antaranya dengan meyakinkan dirinya bahwa dia tidak sendirian dalam menjalani cobaan tersebut. Ada orang lain yang mungkin sakitnya lebih parah. Katakan juga Anda siap membantunya. Tentu saja ucapan semacam ini harus dibarengi dengan kenyataan. Support juga bisa dilakukan dengan mendampinginya ke dokter, mendengarkan segala keluh-kesahnya, mengingatkan dia untuk minum obat, mendampingi dan membantunya ketika sedang melakukan terapi, dan sebagainya. Support dari pasangan bisa memperbesar motivasinya untuk sembuh, lo.

* Betapapun sibuk luar biasa dengan pekerjaan dan tugas tambahan sesuai dengan peran baru Anda, tetaplah menaruh peduli padanya. Berikan waktu yang cukup untuk menyampaikan perhatian-perhatian kecil, semisal dengan menanyakan bagaimana perkembangan penyakitnya. Ketika pasangan merasa tidak nyaman, contohnya, tanyakan bagian mana yang terasa sakit dan apa yang bisa kita perbuat untuk mengurangi rasa sakit atau tak nyaman tadi.

* Tetap akui dan hargai keberadaannya. Jangan hanya karena dia sakit berat dan tak bisa berperan banyak, kita lantas mengabaikannya dalam pengambilan keputusan. Meski sebatas sumbang saran, si sakit tetap harus diajak omong. Dengan begitu, perannya sebagai suami/istri dan ayah/ibu, tetap diindahkan dan ini ikut memotivasinya untuk sembuh. Ironis bila dengan alasan tak mau menambah bebannya, kita tidak melibatkannya dalam urusan-urusan penting. Sikap salah kaprah begini justru memangkas motivasi si sakit untuk sembuh.

* Jangan lupa, sampaikan pengertian pada anak-anak bahwa ayah/ibunya sedang sakit dan butuh perawatan intensif. Sampaikan pula dengan kondisi seperti itu sebaiknya mereka tidak melakukan sesuatu yang bisa memberatkan penyakitnya. "Namun biasanya, bila anak melihat kita merawat suami/istri dengan penuh ketelatenan, tanpa dijelaskan pun anak sudah bisa membaca kondisi kesehatannya. Tanpa diminta mereka akan ikut merawatnya," papar Tisna.

* Boleh-boleh saja kita memakai jasa perawat, tapi Anda jangan lepas tangan begitu saja. Yang juga perlu diingat, perawat seringkali mengerjakan tugasnya hanya sebatas tuntutan pekerjaan. Sentuhan emosi yang Anda berikan pada pasangan jelas tak tergantikan dengan kehadiran orang lain.

Kala Hubungan Intim Dibatasi

Penyakit yang berat sekali biasanya tidak membolehkan penderitanya melakukan hubungan intim. Bila demikian, apa yang mesti dilakukan? Tisna menyarankan agar mencari bentuk-bentuk kepuasan seksual sebatas pelukan atau ciuman ringan.

Ingatkan pula diri Anda bahwa tujuan menikah tak melulu hanya soal memuaskan kebutuhan seksual. Pasangan yang sehat mesti bisa memahami sekaligus berempati mengapa pasangannya yang tengah sakit tak bisa melakukan hubungan intim. Dengan ikut merasakan apa yang diderita pasangan, Anda akan bisa, kok, meredam dorongan tersebut.

Atau, alihkan ke aktivitas lain yang positif, di antaranya berolahraga. Jangan malah mencari orang ketiga yang bisa merusak hubungan dengan pasangan dan menambah penderitaannya.

"Sekalipun sekadar curhat, sebaiknya hindari, deh! Soalnya, dikhawatirkan curhat ini berlanjut dengan tindakan membanding-bandingkan orang ketiga dengan pasangan yang sedang sakit. Untuk meminimalkan kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan, kalau benar ingin curhat, sebaiknya datang ke kalangan profesional, seperti psikolog atau psikiater."

Bila Pasangan Harus Masuk Rumah Sakit

Bila pasangan harus rawat inap di rumah sakit, Tisna menganjurkan agar keluarga membuat pengaturan waktu yang baru sesuai perubahan ritme dan beban kesibukan baru yang mesti dijalani keluarga.

Bila kondisinya tidak terlalu mengkhawatirkan dan bisa ditinggal, cukup temani sepulang kerja sampai keesokan harinya saat berangkat kerja. Namun, agar anak-anak di rumah tidak terabaikan, aturlah jadwal bergantian menemani anak-anak di rumah dan pasangan di rumah sakit. Begitu ada waktu luang, sempatkan untuk menjenguknya. Tetaplah menjaga kontak, semisal dengan terus memantau perkembangannya lewat telepon. Ingat, perhatian yang Anda berikan bisa menjadi obat mujarab bagi pasangan.

Barulah kalau ia masuk rumah sakit dalam keadaan darurat, apalagi sampai masuk ICU (Intensive Care Unit) yang berarti sangat butuh perhatian penuh, mau tidak mau kita harus total meninggalkan segala aktivitas agar bisa senantiasa berada di sisinya. Selain bisa meringankan bebannya, kita pun tak perlu menyesal bila terjadi hal-hal yang tidak terduga dan tidak diinginkan. "Bila perlu, minta izin khusus atau ambil cuti agar bisa memberi pelayanan terbaik karena di saat-saat kritisnya dia pasti butuh pendamping dan support yang sangat tinggi."

Irfan Hasuki. Foto: Vitri/nakita

Jangan Terkecoh Mitos Kejantanan

Seks sebenarnya bukanlah ajang lomba untuk menentukan siapa yang menang dan kalah. Melainkan sebagai bentuk kerja sama yang harus memuaskan satu sama lain.

Disadari atau tidak, menjadi laki-laki ternyata lebih susah ketimbang menjadi seorang perempuan. Perhatikan saja berapa juta laki-laki yang memaksakan diri membeli obat kuat, mengikuti terapi, bahkan membesarkan "milik"nya hanya karena ingin dianggap jantan. Sementara cuma sedikit perempuan melakukan hal yang sama.

Boleh jadi munculnya kebutuhan pria untuk menjalani berbagai upaya tadi didorong oleh mitos-mitos seputar kejantanan. Intinya sih, laki-laki jadi merasa dituntut bisa tampil dominan di atas ranjang. Itulah mengapa isu tentang kejantanan selalu hangat dari masa ke masa.

Akan tetapi sejauh mana mitos seputar kejantanan perlu dipercaya, atau memang tidak perlu dipercaya sama sekali? Berikut penuturan konsultan seks Dr. Ferryal Loutan, ASC&T, Sp.RM, M.Kes (MMR) dari RS Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur. Menurutnya ada beberapa mitos seputar seks yang telanjur diyakini secara salah kaprah.

1. UKURAN IDENTIK DENGAN KEJANTANAN?

Cobalah baca beberapa surat kabar. Dapat dipastikan hampir 90% surat kabar tersebut memuat iklan yang menjanjikan bisa memperbesar maupun memperpanjang ukuran "senjata" pria. Soalnya, di kalangan pria beredar anggapan bahwa semakin besar dan kian panjang ukuran penis seorang pria, semakin jantanlah dia. Yang jadi pertanyaan, apa benar kaum Hawa menyukai pria yang penisnya tergolong "istimewa"?

Padahal, tukas Ferryal, bukan ukuran yang jadi patokan, melainkan kekuatan penis itu sendirilah yang paling banyak kontribusinya. "Buat apa punya barang gede kalau loyo alias enggak berfungsi? Ibarat pistol, biar kalibernya besar tapi kalau larasnya bengkok, ya sama aja boong. Toh percuma juga kalau ukurannya besar tapi tak mampu memuaskan pasangan. Baru nempel sedikit saja sudah meledak," seloroh Ferryal.

Yang pasti, tukasnya pula, tidak semua perempuan suka pria berpenis besar dan panjang. "Bahkan enggak sedikit kasus dimana si istri justru syok dan butuh terapi khusus gara-gara ketakutan melihat ukuran penis suaminya. Kalau sudah begini, hubungan intim jelas jadi hambar." Menurut Ferryal, perempuan umumnya lebih menyukai pria romantis yang merangkai adegan-adegan mesra sebagai "menu pembuka" kala mereka berintim-intim.

Kepada para pria yang kebetulan ukuran penisnya biasa-biasa saja, Ferryal mengatakan agar jangan berkecil hati. Soalnya G-Spot yang merupakan titik paling sensitif pada kemaluan wanita hanya berjarak 4,5 sampai 5 cm dari mulut vagina. "Dengan jarak sependek itu, penis terpendek pun bisa mencapainya kok."

Namun Ferryal tak menyangkal, faktor psikislah yang menumbuhkan persepsi salah di masyarakat luas. Yakni bahwa kepuasan seksual, baik pada wanita maupun pria, hanya mungkin didapat dari penis yang berukuran besar dan panjang. Tak heran kalau banyak pria jadi minder karena merasa miliknya tak berukuran istimewa. Anggapan salah kaprah seperti ini, menurut Ferryal, tentu saja mesti diluruskan. "Memang tidak ada patokan baku berapa ukuran yang ideal. Tapi selama penis dalam keadaan normal dan sehat, ukuran jangan dijadikan hambatan dalam memuaskan istri."

Ferryal pun menggarisbawahi, gaya bercinta hendaknya disesuaikan dengan ukuran penis. "Kalau ukurannya pas-pasan atau malah minim, ya jangan paksakan melakukan penetrasi dari belakang. Kalau maksain diri, ukuran penis yang pendek hanya akan menjangkau bibir vagina. Akibatnya, kepuasan seksual yang hendak digapai pun tinggal angan-angan."

Demikian juga soal posisi. Istri berada di atas, tidak cocok diterapkan oleh suami yang ukuran penisnya tergolong mini. Karena si istri pasti tidak bisa leluasa menggerakkan tubuhnya saat penetrasi. Jika dipaksakan, bukan tidak mungkin penis akan sering lepas dari mulut vagina. Bahkan tertindih hingga menimbulkan rasa sakit. Akibatnya, gairah seksual pun bisa-bisa turun drastis.

2. LAKI-LAKI LEBIH PERKASA DI RANJANG?

Hanya sedikit yang tahu, perempuan sebenarnya lebih perkasa di ranjang. Perempuan bisa berulang kali mencapai orgasme hanya dalam hitungan detik sekaligus mempertahankannya untuk waktu yang relatif lama. Sementara berapa banyak laki-laki yang bertahan cukup lama sebelum "pistol"nya meledak? Karena umumnya pria mencapai orgasme bersamaan dengan ejakulasi.

Tak heran jika mayoritas di antara mereka justru sibuk mencari obat kuat agar bisa tahan lama saat berintim-intim. Soalnya, untuk bisa memuaskan istrinya, seorang pria setidaknya mesti mempertahankan ereksi selama 10 sampai 15 menit. Itu pun jika sebelumnya mereka sudah melakukan foreplay yang memadai.

Meski begitu, bukan berarti pria tidak bisa mengoptimalkan kemampuannya. Lelaki pun bisa mencapai multiorgasme, asalkan bisa mengatur proses mencapai puncak kenikmatannya dengan melakukan latihan tertentu.

Salah satunya dengan melatih otot-otot pubococcygeal (PC) yang populer dengan istilah senam kegel. Dengan mengencangkan otot-otot tersebut minimal 10 kali dan mengendurkannya kembali sebanyak 10 kali setiap hari, dalam tempo 1-1,5 bulan diharapkan pria jadi terbiasa untuk menunda ejakulasi.

3. BENAR PRIA HARUS LEBIH DOMINAN?

Banyak anggapan bahwa ketika hubungan berlangsung, suamilah yang harus pegang kendali soal posisi dengan bersikap dominan dan bertindak agresif. Sebaliknya, istri mesti bersikap "manis" alias pasif dan pasrah saja. Mitos ini tentu tidak terlepas dari pengaruh nilai-nilai jender yang dianut masyarakat luas, yakni laki-laki harus aktif, punya inisiatif dan berani, sedangkan perempuan idealnya menunjukkan sikap malu-malu, pasif, dan cukup menunggu. Jika perempuan tidak bisa menyesuaikan diri dengan nilai tersebut, ia akan dianggap "murahan". Begitu pula sebaliknya, kalau pria tidak bisa memenuhi kriteria tersebut, ia akan dicap "kurang jantan".

Padahal, menurut Ferryal, hubungan suami-istri memerlukan kerja sama sebagai pasangan. Idealnya, tidak ada yang lebih tinggi dan pegang komando, sementara kedudukan lainnya lebih rendah.

Dengan kesetaraan itulah kepuasan seksual bisa didapatkan. Soalnya, kesetaraan memungkinkan keterbukaan di antara pasangan untuk membicarakan kehidupan seksual mereka.

4. UKURAN TUBUH TENTUKAN TINGKAT KEPERKASAAN?

Pria bertubuh tinggi besar banyak disukai kaum Hawa. Konon merekalah yang dianggap sebagai "pahlawan perang" yang bisa memuaskan perempuan di ranjang. Padahal, tandas Ferryal, kemampuan seksual pria tidak ditentukan oleh postur tubuh melainkan oleh stamina yang bisa didapat dengan menjalani pola hidup yang sehat. Jadi, jangan terkecoh oleh badan yang tinggi besar untuk mengukur kejantanan seseorang.

Agar stamina tetap terjaga, jauhi minuman keras. Kandungan alkohol bisa menyebabkan hati menghasilkan sejumlah besar enzim yang dapat menghancurkan produksi testosteron, hormon penentu libido pria. Jika kebiasaan mengonsumsi minuman ini berlangsung cukup lama, pria berisiko mengalami impotensi permanen.

Saeful Imam. Ilustrator: Pugoeh