Senin, 07 November 2011

Selasa, 13 Januari 2009

Berbagai Masalah Sablon

Beberapa masalah yang umumnya ditemui dalam proses pencetakan dengan sablon.

Dalam pencetakan sablon (terutama untuk kain), ada beberapa masalah yang umum atau sering dijumpai. Keseringan masalah itu adalah ketidak sesuaian antara sample yang sudah di approve oleh customer dengan hasil produksi yang dihasilkan. Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah :

  1. Perbedaan Warna Hasil Produksi Dengan Sample

    Salah warna adalah persoalan yang paling sering ditemui terhadap hasil pencetakan dengan sistem sablon. Salah warna yang dimaksud di sini adalah warna tidak sesuai (berbeda) dengan warna pesanan atau warna yang dikehendaki.

    Salah warna bisa disebabkan oleh kesalahan dalam memilih kode warna, merek tinta ataupun kesalahan dalam pencampuran warna ( untuk warna turunan ). Dalam beberapa kasus, kesalahan warna bisa juga diakibatkan oleh penggunaan tinta yang telah “kadaluarsa” atau telah disimpan dalam waktu lama yang berakibat terjadinya degradasi warna (misal untuk tinta pigmen).

    Biasanya kesalahan ini berupa warna yang telah disetujui oleh pemesan berdasarkan sample yang kita kirim berbeda dengan hasil cetakan yang kita produksi. Dalam hal ini pihak pemesan mungkin saja menolak produksi kita (reject).

    Mungkin untuk beberapa customer perbedaan warna yang tidak terlalu mencolok masih bisa ditolerir. Tetapi, untuk costomer yang sangat detail dalam melakukan quality control hal ini bisa menjadi alasan untuk me-reject hasil produksi kita.

    Untuk mencegah terjadinya hal ini, yang harus kita perhatikan adalah :

    • Gunakan tinta dengan kode warna dan merk yang sama dengan yang kita gunakan dalam pembuatan sample;

    • Jika menggunakan tinta hasil pencampuran beberapa warna dalam pembuatan sample, hitung dan catat setiap perbandingan, termasuk penggunaan bahan pengencer dengan teliti. Jangan terlalu percaya pada feeling dan penglihatan.

    • Kalau perlu buat semacam buku panduan untuk menghasilkan suatu warna turunan tertentu, berupa tabel komposisi warna dan warna akhir yang dihasilkan (color swatches) untuk tiap jenis tinta. Perbandingan komposisi warna yang sama bisa menghasilkan warna akhir yang berbeda jika diterapkan pada jenis tinta yang berbeda. Jenis dan warna dasar kain pun bisa mempengaruhi warna hasil cetakan.

    • Cara kita melakukan pencetakan juga bisa berpengaruh terhadap warna akhir hasil cetakan. Misalnya, dengan menggunakan tinta yang sama, hasil cetakan 3 x tarik dengan hasil cetakan 5 x tarikan dapat menghasilkan penampilan warna yang berbeda. Untuk beberapa kasus, cara kita mengeringkan cetakan juga bisa berpengaruh terhadap penampilan warna hasil cetakan. Karena itu, pada proses pembuatan sample, selalu perhatikan dan catat setiap detail langkah yang kita lakukan untuk menghasilkan suatu cetakan.

    • Usahakan untuk selalu menggunakan bahan yang sama dengan warna dasar yang sama dalam pembuatan sample dengan bahan dan warna dasar yang akan digunakan pada proses produksi. Ini juga seringkali berpengaruh terhadap tampilan akhir warna.

  2. Salah urutan/penempatan warna

    Biasanya terjadi jika kita tidak memberikan panduan (catatan) terhadap urutan cetak terhadap cetakan yang menggunakan banyak warna. Ini bisa berupa kasus seperti nomor 1 ataupun misal munculnya warna yang tidak dikehendaki pada hasil cetakan.

    Contoh: adanya warna ke tiga pada cetakan suatu hurup dengan outline pada bagian luarnya. Jika urutan pencetakan warnanya tertukar (warna lebih “kuat” dicetak lebih dulu, sedangkan warna lebih “lemah” yang menumpang diatasnya dicetak belakangan) bisa menghasilkan warna ke tiga berupa bayangan outline, karena warna di bawahnya “naik”.

    Sekali lagi, selalu catat setiap detail dalam pembuatan sample termasuk urutan langkah cetak, dan pastikan langkah tersebut dilaksanakan dalam proses produksi.

  3. Luntur / warna berubah

    Yang dimaksud luntur di sini adalah hasil cetakan hilang (sebagian atau seluruhnya), warna yang berubah setelah beberapa waktu atau setelah dilakukan washing (pencucian). Hal ini bisa diakibatkan oleh :

    • kualitas tinta yang kita gunakan jelek.

      Kesalahan komposisi antara bahan dasar, pewarna dan pelarut yang digunakan.

    • Kesalahan dalam proses pengeringan yang tidak tepat (suhu dan lamanya waktu pengeringan)

    • Ketidaksesuaian jenis bahan dengan tinta yang digunakan.

  4. Rontok

    Mungkin ini istilah lain dari luntur, tetapi lebih khusus pada cetakan tebal atau cetakan timbul. Pada kasus ini, hasil cetakan bisa jadi “copot” dari kain, retak-retak kemudian bisa rontok. Penyebabnya sama seperti untuk kasus luntur.

  5. Salah Posisi

    Penempatan cetakan yang tidak sesuai dengan yang semestinya. Bisa jadi salah tempat (misalnya harusnya di dada kiri ditempatkan di dada kanan, dst) atau cetakan yang terbalik (atas-bawah; kiri - kanan). Ini terjadi karena :

    • Salah pembuatan/pengaturan penempatan screen.

    • Salah dalam pembuatan film

    • Kesalahan dalam penempatan gambar pada patron/marka.

  6. Mis Register

    Ini juga merupakan yang paling sering terjadi dalam proses sablon. Jika cetakan terdiri atas lebih dari satu warna, seringkali terjadi hasil cetakan yang “berbayang”, “bolong (ada area kosong yang seharusnya tidak ada)”. Ini bisa terjadi karena :

    • Kesalahan dalam pembuatan screen, terutama penempatan posisi film yang tidak “pas”.

    • Pengaturan penempatan posisi screen pada meja yang kurang tepat;

    • Terjadinya pergeseran posisi screen pada saat pencetakan (screen “goyang”).

    • Knok (pembatas posisi dan pergerakan screen) yang goyah, sempal, atau mengalami pergeseran selama proses pencetakan.
    • Cara mencetak, terutama penarikan rakel di atas screen dan pengangkatan screen dari atas cetakan, yang kurang baik.

  7. Screen mampet

    Screen yang mampet merupakan salah satu masalah yang juga sering dijumpai. Ketika screen mampet, baik pada keseluruhan gambar atau pada sebagian gambar, tentu akan mengganggu kelancaran produksi disamping juga bisa berpengaruh terhadap kualitas hasil cetakan.

    Jika mampetnya screen tidak terjadi terlalu sering atau dalam jarak waktu yang agak lama, ini merupakan hal yang wajar. Tapi jika mampetnya screen terlalu cepat terjadi dan sangat mengganggu produksi, tentu ini menjadi masalah.

    Screen menjadi sangat mudah mampet (atau mungkin mampet sejak awal) bisa disebabkan :

    • Ketidak sesuaian ukuran mesh screen dengan jenis tinta yang digunakan. Misal, jika menggunakan tinta rubber dan mesh yang digunakan adalah diatas 120, bisa mengakibatkan screen sering mampet atau malah mampet sejak awal.

    • Tinta yang digunakan terlalu cepat kering. Ini bisa disebabkan kualitas tinta ataupun penggunaan pengencer yang terlalu cepat kering.

    • Kesalahan film bisa juga mengakibatkan screen jadi sering mampet. Misalnya film garis yang terlalu tipis atau, kalau itu film raster, rasternya terlalu halus untuk ukuran mesh screen dan jenis tinta yang digunakan.

Itulah beberapa masalah yang sering ditemui dalam proses pencetakan dengan sistem sablon. Mungkin ada beberapa lagi masalah yang dapat terjadi, namun saya rasa hal-hal itulah yang paling umum ditemui.